FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CANGADI KABUPATEN SOPPENG DESCRIPTION OF RISK FACTORS OF STUNTING EVENTS IN BALITA IN THE WORKING AREA OF UPTD PUSKESMAS CANGADI SOPPENG REGENCY
Nurhasana Nurhasana, Yetti Rahmawati, Rahmat Zarkasyi R
Abstract
ABSTRACT
Nutritional problems are the cause of all deaths in children. Stunting is a key indicator of chronic malnutrition, such as slowed growth, lagging brain development and as a result children with stunting are more likely to have low perceptive powers. This study aims to describe the risk factors for stunting in children under five in the Cangadi Public Health Center, Soppeng Regency. This study used an observational analytic method which was carried out from January to March 2020 in the Cangadi Community Health Center, Liliriaja District, Soppeng Regency, with a total sample of 85 children under five aged 23 - 59 months suffering from stunting. The variables studied in this study were exclusive ASI and low birth weight (LBW). The results showed that although exclusive breastfeeding was quite high and low birth weight (LBW) was relatively low, the incidence of stunting was still quite high.
Keywords : Stunting, ASI, LBW
ABSTRAK
Masalah Gizi merupakan penyebab sepertiga kematian pada anak. Stunting menjadi indikator kunci dari kekurangan gizi kronis, seperti pertumbuhan yang melambat, perkembangan otak tertinggal dan sebagai hasilnya anak penderita stunting lebih mungkin mempunyai daya tangkap yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran faktor risiko kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cangadi Kabupaten Soppeng. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2020 di wilayah UPTD Puskesmas Cangadi Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng dengan jumlah sampel sebanyak 85 anak balita berumur 23 – 59 bulan yang menderita stunting. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah pemberian ASI ekslusif dan Berat badan lahir rendah (BBLR). Hasil penelitian menggambarkan bahwa meski pemberian ASI eksklusif cukup tinggi dan berat badan lahir rendah (BBLR) relatif rendah tetapi angka kejadian stunting masih cukup tinggi.